Sabtu, 29 Agustus 2009
Perut Cicin Penuh Silet, Kawat, dan Tusuk Konde
SITUBONDO, KOMPAS.com — Masih ingat Noorsyaidah, perempuan asal Samarinda yang terus menahan derita karena di dalam perutnya bersarang banyak kawat tajam? Ternyata penderitaan sejenis menimpa perempuan asal Situbondo, Cicin Listi Vitasari.
Perempuan usia 30 tahun, warga Desa Demung, Kecamatan Besuki, Situbondo, itu terpaksa harus menahan sakit selama tiga bulan lebih karena di dalam perutnya bersarang benda-benda tajam berbahaya, seperti pisau silet lipat, kawat, biji stapler, jepit rambut, dan tusuk konde.
Cicin kini dirawat di ruang Dahlia nomor 6 RSUD Situbondo, sejak 25 Agustus lalu. Keluarganya tidak percaya ketika hasil rontgen memperlihatkan bahwa beberapa benda berbahaya itu bersarang di perut Cicin. Ia pun hanya bisa menahan sakit karena tim dokter belum bisa berbuat apa-apa. Langkah pembedahan melalui operasi tidak bisa dilakukan dengan alasan kondisi Cicin masih lemah. Perut Cicin bahkan terlihat semakin membesar dan kondisi kesehatannya terus menurun.
“Saya terkejut dan tidak percaya, ketika tahu penyakit Cicin seperti ini. Ada banyak benda logam di dalam perutnya,” ujar HM Suwalis, ayah Cicin kepada Surya, Jumat (28/8).
Suwalis mengaku sudah dua kali membawa Cicin untuk opname di RSUD Situbondo. Namun, setelah dilakukan rontgen dan terlihat benda-benda logam tersebut, terpaksa Cicin kembali dibawa pulang karena dokter tak bisa mengobatinya. “Saya kemudian berpikir, penyakit ini mungkin tidak cukup hanya melalui jalan medis, tetapi harus melalui cara penyembuhan alternatif. Masuk dari mana semua benda logam itu, sedangkan anak saya tidak mungkin memakan benda-benda itu,” ujar Suwalis.
Suwalis juga mengaku kecewa dengan pelayanan pihak rumah sakit yang menurutnya tidak segera mengambil langkah untuk mengoperasi perut anaknya untuk mengeluarkan benda-benda berbahaya tersebut. Pihak rumah sakit hanya menyarankan agar Cicin dirujuk ke RSU Dr Soetomo Surabaya atau ke RS Soebandi Jember.
“Sejak awal seharusnya pihak rumah sakit memberi tahu kepada keluarga kami kalau memang tidak memiliki kelengkapan peralatan medis. Jangan lalu anak saya digantung nasibnya seperti ini, kasihan dia sering mengeluh kesakitan,” pungkas Suwalis.
Cicin sendiri tidak mau diwawancarai, dengan alasan mulutnya juga terasa sakit untuk bicara. Ia juga mengeluh bahwa ada gangguan pada pernapasannya. Ia hanya tergolek lemas di tempat tidur. Selang infus dan transfusi darah menancap di lengan kirinya. Bahkan, kedua lubang hidungnya harus diberi selang oksigen.
Dua kali rontgen
Dokter spesialis penyakit dalam yang menangani Cicin, dr H Setijohadi, ketika dikonfirmasi juga mengaku merasa aneh dengan penyakit yang diderita Cicin. Menurutnya, saat melakukan pemeriksaan pertama pada 16 Mei lalu, pihaknya menemukan sekumpulan kawat, biji stapler, pisau silet, dan jepit rambut di perut serta bagian sekitar kandung kemih Cicin.
Anehnya, lanjut Setijohadi, pada saat dilakukan rontgen kedua pada 27 Agustus lalu, benda-benda logam itu ternyata sudah tidak terlihat lagi. Namun, si pasien masih sering menahan sakit di perutnya. “Tidak aneh bagaimana. Wong hasil rontgen pertama jelas terlihat itu ada silet dan benda lainnya, sedangkan pada hasil rontgen kedua, silet itu sudah tidak tampak lagi,” ujarnya.
Selain menganalisis posisi logam itu, pihaknya juga melakukan perawatan medis atas terjadinya infeksi di bagian saluran kencing pasien tersebut. “Kalau infeksinya, saya yakin itu akibat benda-benda yang bersarang itu,” ujarnya. Atas penyakit tersebut, tim dokter menyarankan agar pasien dirujuk ke RSU dr Soetomo di Surabaya. Sebab, tim medis di RSUD Situbondo tidak berani melakukan operasi pembedahan karena kondisi kesehatan korban yang masih lemah. “Baru pertama ini saya menangani pasien seperti ini. Penyakit ini menurut saya sudah di luar medis,” ungkap Setijohadi.
Namun, ayah pasien, HM Suwalis, mengaku tidak mampu membawa anaknya ke Surabaya. Alasannya karena ia terkendala biaya. “Kami harus meminta bantuan kepada siapa agar anak saya ini bisa segera dioperasi. Sebab, kelihatannya semakin parah saja,” terangnya.
Siap menerima
Sementara itu, Wakil Direktur Pelayanan Medis RSU Dr Soetomo Dr Urip Murtedjo Sp BKL menyatakan, pihaknya siap membantu jika Cicin dirujuk ke RSU Dr Soetomo. “Tidak masalah, kami akan siap menerima dan siap membantu, langsung saja dibawa ke sini,” ujar Urip saat dihubungi, Jumat (28/8).
Terkait adanya banyak benda aneh di dalam tubuh pasien Urip, yang juga ahli bedah, menyatakan ada banyak hal yang menyebabkan masuknya benda asing dalam tubuh seseorang. Dalam kondisi tertentu, benda-benda asing itu terkadang tidak perlu dikeluarkan, tergantung kondisi dan keluhan orang bersangkutan.
“Sebagai orang Timur, memang banyak hal yang memungkinkan benda asing masuk dalam tubuh. Kalau orangnya tidak keberatan ya tidak perlu diambil, jika harus diambil juga tidak masalah, secara medis bisa dilakukan, tapi tetap dilihat dulu bagaimana kondisi sebenarnya,” ujar Urip.
Untuk mengeluarkan benda asing di dalam tubuh secara medis harus dipastikan keberadaan benda asing itu dan gangguan yang bisa ditimbulkannya. “Dipastikan dulu, menimbulkan emergency atau tidak? Jika bisa menyebabkan perdaharan, itu bisa dianggap emergency dan dilakukan langkah-langkah khusus, tapi jika tidak berbahaya, bisa segera dikeluarkan dengan operasi biasa,” tambah Urip.
Meski demikian, Urip belum berani memastikan langkah apa yang perlu dilakukan untuk mengeluarkan benda-benda asing yang berada di dalam tubuh Cicin. “Kami harus melihat dulu bagaimana kondisinya, baru bisa berkomentar,” ujarnya. (st6/rey)
Sent from Indosat BlackBerry powered by
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar