Rabu, 12 Agustus 2009
Ayam Tiren Serbu Pasar
SERANG, KOMPAS.com — Hati-hati bila Anda membeli daging ayam. Pasalnya, daging ayam bangkai yang disebut ayam tiren atau mati kemarin marak dijual di Kabupaten Serang, Banten. Selasa (11/8) malam, polisi menggerebek sebuah rumah yang sudah tiga tahun dijadikan tempat pengolahan ayam tiren di Desa Songgom, Kecamatan Cikande, Serang.
Dalam penggerebekan itu, polisi menyita puluhan bangkai ayam, air kunyit, dan ember. Selain itu, polisi juga menangkap Didin (45), pemilik tempat pengolahan ayam tiren dan membawanya ke Markas Kepolisian Resor (Polres) Serang.
Penggerebekan berawal dari informasi yang diberikan sejumlah warga kepada polisi. Warga curiga karena daging ayam yang berasal dari tempat pengolahan itu selalu dijual dengan harga di bawah harga pasaran.
Berbekal informasi itu, polisi melakukan penyelidikan dan akhirnya menggerebek rumah Didin. Saat digerebek, Didin tengah merendam ayam tiren ke dalam air yang sudah dicampuri kunyit. Kepada polisi, Didin mengaku sudah tiga tahun berbisnis jual-beli ayam tiren.
Ia mendapat pasokan bangkai ayam dari Misri, warga Balaraja, Kabupaten Tangerang, tiga kali dalam satu pekan. Satu bangkai ayam berukuran kecil dibeli dengan harga Rp 1.500, sedangkan bangkai ayam berukuran besar dibeli seharga Rp 3.000.
Biasanya, Didin mengolah daging ayam tiren itu pada malam hari. Untuk menghilangkan bau busuk, bangkai ayam direndam dengan air yang dicampur kunyit. Setelah itu, daging ayam tiren dimasukkan ke dalam tempat pendingin yang dipenuhi balok es agar daging ayam terlihat segar.
Keesokan harinya, barulah daging ayam diedarkan di Pasar Cikande. ”Pokoknya ngerendem sama nge-esnya semalam. Besoknya baru dijual di Pasar Cikande,” ungkapnya.
Satu ayam tiren berukuran kecil dijual Rp 5.000 dan berukuran besar dijual Rp 8.000 per ekor. Harga tersebut jauh lebih rendah dari harga pasaran ayam potong, yakni Rp 23.000-Rp 25.000 per ekor.
Dalam satu hari, Didin bisa menjual ayam tiren antara 25 dan 30 ekor. Keuntungan yang didapat dari menjual ayam-ayam bangkai itu minimal mencapai Rp 90.000 per hari.
Meski sudah tiga tahun berbisnis ayam tiren, Didin mengaku tidak tahu dari peternakan mana ayam bangkai itu diperoleh. Selama ini, dia langsung mendapat pasokan dari Misri. Selain itu, Misri juga memasok ayam tiren ke sejumlah pedagang lain.
”Seperti pengakuan tersangka, ada beberapa pedagang lain yang juga menjual ayam tiren. Kami sudah mengantongi identitas para pedagang itu,” kata Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Serang Ajun Komisaris Sofwan Hermanto.
Polres akan melakukan penyelidikan agar bisa segera menangkap para penjual ayam tiren. Hal itu untuk mengantisipasi maraknya penjualan ayam bangkai, apalagi saat ini permintaan ayam oleh masyarakat terus meningkat. (NTA)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar